Isnin, 29 Jun 2009

Hakikat Rejab Yang Palsu


Bulan Rejab adalah salah satu bulan haram dalam Islam.Dalilnya terdapat di dalam Firmah Allah swt di dalam Surah Al-Taubah ayat 9: "Sesungguhnya bilangan bulan-bulan di sisi (hukum) Allah ialah dua belas bulan, (yang telah ditetapkan) dalam Kitab Allah semasa Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati.Ketetapan yang demikian itu ialah agama yang betul lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan yang dihormati itu (dengan melanggar laranganNya) dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya dan ketahuilah sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang bertakwa." Menurut Tafsir Jalalain, yang dimaksudkan dengan "di antaranya empat bulan yg dihormati" ialah: "Empat bulan Haram - Zulkaedah, Zulhijjah, Muharam dan Rejab". Malah selain dari itu banyak yang kita dengar mengenai kelebihan-kelebihan bulan Rejab. Tatkala Rejab kunjung tiba, maka ramailah orang mula untuk melaksanakan puasa sunat, dengan memikirkan fadhilat-fadhilat yang banyak. Alhamdulillah 1 anjakan perubahan yang baik dari tidak berpuasa kepada suka berpuasa sunat. Akan tetapi benarkah kita mukmin sejati hanya beribadat kerana fadhilat? Hakikat Ketelusan mengajak kita mencari dimana ketelusan mukmin sejati. Mungkin ada yang kecewa apabila mengetahui bahawa dalil-dalil yang digunakan pada kebiasaanya fadhilat bulan Rejab ini adalah hadith palsu, dhoif dan maudhu'. Malahan pasti ada yang terperanjat besar apabila mengetahui tidak terjumpa dalam dalam hadith-hadith yang sohih tentang fadhilat puasa di bulan Rejab.Hadith yang selalu kita dengar "Rejab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku" ini merupakan hadith maudhu' tetapi ada juga segelintir ulama dan penceramah mengunakannya dalam sesi ceramah mereka. Disini ana mengambil intipati blog yang ana kaji tentang hadith-hadith yang lain.Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
http://www.almanhaj.or.id/content/1523/slash/0
HADITS PERTAMA
Ertinya : Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku�
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata Syaikh ash-Shaghani (wafat th. 650 H): Hadits ini maudhu’ (Lihat Maudhu’atush Shaghani (I/61, no. 129))
Hadits tersebut mempunyai matan yang panjang, lanjutan hadits itu ada lafazh:
Ertinya : Janganlah kalian lalai daripada (beribadah) pada malam Jumaat pertama di
bulan Rajab, kerana malam itu Malaikat menamakannya Raghaaib…�
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata Ibnul Qayyim (wafat th. 751 H): Hadits ini diriwayatkan oleh Abdur Rahman bin Mandah dari Ibnu Jahdham, telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad bin Said al-Bashry, telah menceritakan kepada kami Khalaf bin Abdullah as-Shanany, dari Humaid Ath-Thawil dari Anas, secara marfu�. (Al-Manaarul Muniif fish Shahih wadh Dha’if (no. 168-169))
Kata Ibnul Jauzi (wafat th. 597 H): “Hadits ini palsu dan yang tertuduh memalsukannya adalah Ibnu Jahdham, mereka menuduh sebagai pendusta. Aku telah mendengar Syaikhku Abdul Wahhab al-Hafizh berkata: “Rawi-rawi hadits tersebut adalah rawi-rawi yang majhul (tidak dikenal), aku sudah periksa semua kitab, tetapi aku tidak dapati biografi hidup mereka.” (Al-Maudhu’at (II/125), oleh Ibnul Jauzy)
Imam adz-Dzahaby berkata: “ ’Ali bin ‘Abdullah bin Jahdham az-Zahudi, Abul Hasan Syaikhush Shuufiyyah pengarang kitab Bahjatul Asraar dituduh memalsukan hadits.”
Kata para ulama lainnya: “Dia dituduh membuat hadits palsu tentang shalat ar-Raghaa’ib.” (Periksa: Mizaanul I’tidal (III/142-143, no. 5879))
HADITS KEDUA
“Ertinya : Keutamaan bulan Rajab atas bulan-bulan lainnya seperti keutamaan al-Qur’an atas semua perkataan, keutamaan bulan Sya’ban seperti keutamaanku atas para Nabi, dan keutamaan bulan Ramadhan seperti keutamaan Allah atas semua hamba.”
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata al Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany: “Hadits ini palsu.” (Lihat al-Mashnu’ fii Ma’rifatil Haditsil Maudhu’ (no. 206, hal. 128), oleh Syaikh Ali al-Qary al-Makky (wafat th. 1014H))
HADITS KETIGA:
“Ertinya : Barangsiapa shalat Maghrib di malam pertama bulan Rajab, kemudian shalat sesudahnya dua puluh raka’at, setiap raka’at membaca al-Fatihah dan al-Ikhlash serta salam sepuluh kali. Kalian tahu ganjarannya? Sesungguhnya Jibril mengajarkan kepadaku demikian.” Kami berkata: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui, dan berkata: ‘Allah akan pelihara dirinya, hartanya, keluarga dan anaknya serta diselamatkan dari adzab Qubur dan ia akan melewati as-Shirath seperti kilat tanpa dihisab, dan tidak diseksa.’”
Keterangan: HADITS MAUDHU’
Kata Ibnul Jauzi: “Hadits ini palsu dan kebanyakan rawi-rawinya adalah majhul (tidak dikenal biografinya).” (Lihat al-Maudhu’at Ibnul Jauzy (II/123), al-Fawaa’idul Majmu’ah fil Ahaadits Maudhu’at oleh as-Syaukany (no. 144) dan Tanziihus Syari’ah al-Marfu’ah ‘anil Akhbaaris Syanii’ah al-Maudhu’at (II/89), oleh Abul Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Araaq al-Kinani (wafat th. 963 H).)
HADITS KEEMPAT
“Ertinya : Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab dan shalat empat raka’at, di raka’at pertama baca ‘ayat Kursiy’ seratus kali dan di raka’at kedua baca ‘surat al-Ikhlas’ seratus kali, maka dia tidak mati hingga melihat tempatnya di Syurga atau diperlihatkan kepadanya (sebelum dia mati)”
Keterangan: HADITS INI MAUDHU’
Kata Ibnul Jauzy: “Hadits ini palsu, dan rawi-rawinya majhul serta seorang perawi yang bernama ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah perawi matruk menurut para Ahli Hadits.” (Al-Maudhu’at (II/123-124).)
Menurut al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, ‘Utsman bin ‘Atha’ adalah rawi yang lemah. (Lihat Taqriibut Tahdziib (I/663 no. 4518))
HADITS KELIMA
“Ertinya : Barangsiapa puasa satu hari di bulan Rajab (ganjarannya) sama dengan berpuasa satu bulan.”
Keterangan: HADITS INI SANGAT LEMAH
Hadits ini diriwayatkan oleh al-Hafizh dari Abu Dzarr secara marfu’.
Dalam sanad hadits ini ada perawi yang bernama al-Furaat bin as-Saa’ib, dia adalah seorang rawi yang matruk. (Lihat al-Fawaa-id al-Majmu’ah (no. 290))
Kata Imam an-Nasa’i: “Furaat bin as-Saa’ib Matrukul hadits.” Dan kata Imam al-Bukhari dalam Tarikhul Kabir: “Para Ahli Hadits meninggalkannya, kerana dia seorang rawi munkarul hadits, serta dia termasuk rawi yang matruk kata Imam ad-Daraquthni.” (Lihat adh-Dhu’afa wa Matrukin oleh Imam an-Nasa’i (no. 512), al-Jarh wat Ta’dil (VII/80), Mizaanul I’tidal (III/341) dan Lisaanul Mizaan (IV/430).)
HADITS KEENAM
“Ertinya : Sesungguhnya di Syurga ada sungai yang dinamakan ‘Rajab’ airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab maka Allah akan memberikan minum kepadanya dari air sungai itu.”
Keterangan: HADITS INI BATHIL
Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailamy (I/2/281) dan al-Ashbahany di dalam kitab at-Targhib (I-II/224) dari jalan Mansyur bin Yazid al-Asadiy telah menceritakan kepada kami Musa bin ‘Imran, ia berkata: “Aku mendengar Anas bin Malik berkata, …”
Imam adz-Dzahaby berkata: “Mansyur bin Yazid al-Asadiy meriwayatkan darinya, Muhammad al-Mughirah tentang keutamaan bulan Rajab. Mansyur bin Yazid adalah rawi yang tidak dikenal dan khabar (hadits) ini adalah bathil.” (Lihat Mizaanul I’tidal (IV/ 189))
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany berkata: “Musa bin ‘Imraan adalah majhul dan aku tidak mengenalnya.” (Lihat Silsilah Ahaadits adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah (no. 1898))
HADITS KETUJUH.
“Ertinya : Barangsiapa berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan, barangsiapa berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab, maka Allah tutupkan baginya tujuh buah pintu api Neraka, barangsiapa yang berpuasa lapan hari pada bulan Rajab, maka Allah membukakan baginya lapan buah pintu dari pintu-pintu Syurga. Dan barang siapa puasa nishfu (setengah bulan) Rajab, maka Allah akan menghisabnya dengan hisab yang mudah.”
Keterangan: HADITS INI PALSU
Hadits ini termaktub dalam kitab al-Fawaa’idul Majmu’ah fil Ahaadits al-Maudhu’ah (no. 288). Setelah membawakan hadits ini asy-Syaukani berkata: “Suyuthi membawakan hadits ini dalam kitabnya, al-Laaliy al-Mashnu’ah, ia berkata: ‘Hadits ini diriwayatkan dari jalan Amr bin al-Azhar dari Abaan dari Anas secara marfu’.’”
Dalam sanad hadits tersebut ada dua perawi yang sangat lemah:
(1). ‘Amr bin al-Azhar al-‘Ataky.
Imam an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits.” Sedangkan kata Imam al-Bukhari: “Dia dituduh sebagai pendusta.” Kata Imam Ahmad: “Dia sering memalsukan hadits.” (Periksa, adh-Dhu’afa wal Matrukin (no. 478) oleh Imam an-Nasa-i, Mizaanul I’tidal (III/245-246), al-Jarh wat Ta’dil (VI/221) dan Lisaanul Mizaan (IV/353))
(2). Abaan bin Abi ‘Ayyasy, seorang Tabi’in shaghiir.
Imam Ahmad dan an-Nasa-i berkata: “Dia Matrukul Hadits (ditinggalkan haditsnya).” Kata Yahya bin Ma’in: “Dia matruk.” Dan beliau pernah berkata: “Dia rawi yang lemah.” (Periksa: Adh Dhu’afa wal Matrukin (no. 21), Mizaanul I’tidal (I/10), al-Jarh wat Ta’dil (II/295), Taqriibut Tahdzib (I/51, no. 142))
Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Syaikh dari jalan Ibnu ‘Ulwan dari Abaan. Kata Imam as-Suyuthi: “Ibnu ‘Ulwan adalah pemalsu hadits.” (Lihat al-Fawaaidul Majmu’ah (hal. 102, no. 288).
Sebenarnya masih banyak lagi hadits-hadits tentang keutamaan Rajab, shalat Raghaa’ib dan puasa Rajab, akan tetapi kerana semuanya sangat lemah dan palsu, penulis mencukupkan tujuh hadits saja.
[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]
_________
Foote Note
[1]. Zaadul Ma’aad (I/375) cet. Muassasah ar-Risalah.

1 ulasan:

UMMU HAFSIN berkata...

Salam. Ya akh mukhlis, ana nk mintak keizinan utk copy post ni n diletakkn kt blog ana boleh?? Nak tnye lg,habis 2 mmg xde lgsg la fadhilat ble puasa bulan rejab? sya'ban pun ke??

Ana sendiripun xtaw yg smua ni diambil dr hadis palsu,tp mmg ana dpt rasa yg smua ni xbtul dr awal, sama mcm hadis ttg bulan ramadhan yg ada trgkn ttg fadhilat ble beribadah pd stiap 10 mlm di bulan ramadhan..

Izinkn ana c0py ye.syukran wassalam...

29 Jun 2009 pada 10:49 PTG

Hakikat Post Terbaik


Sahabat

Hakikat Media